Selasa, 28 Maret 2017

Patokan Akhlak Dalam Islam

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Setelah megetahui pengertian diatas, lantas bagaimana akhlak pada diri anda masing masing? Coba renungkan sejenak. Ada sebuah cerita yang menceritakan bahwa mulianya akhlak Rasulullah.
Kita sebagai manusia harus memiliki Akhlak.


            Cerita ini berawal dari selepas Nabi Muhammad S.A.W wafat , saat itu Abu Bakar menjumpai istri dari nabi Muhammad S.A.W yaitu Aisyah.

Abu bakar bertanya kepada Aisyah “ Wahai Aisyah sunnah apa lagi yang belum aku perbuat dari sunnah Rasulallah?’’ 

Aisyah berkata “Wahai ayahku, sesungguhnya engkau telah melakukan semua sunnah Rasulullah, namun ada 1 sunnah yang mungkin belum engkau lakukan.”

 Abu bakar bertanya “Lantas apa sunnah itu?” 

Aisyah berkata “Dulu sewaktu Rasulullah masih hidup, setiap petang beliau membawa susu dan roti untuk dibawa di rumah dari orang yahudi yang tua juga buta yang terletak di ujung kota untuk memberinya makan. Baginda melakukan itu tanpa sepengetahuan orang lain.”

           Setelah mendengar itu dari Aisyah, Abu bakar pun berangkat ke ujung bandar saat petang dan membawa susu dan roti untuk di berikannya kepada orang yahudi tua itu. Setelah sampainya Abu bakar di rumah itu beliau berkata “Wahai orang tua, aku datang kesini untuk memberimu makan.” Orang itu menjawab “Baiklah.” lantas Abu bakar pun duduk disampingnya dan menyuapinya.
            Suapan pertama orang tua itu berkata pada Abu bakar “Tidak kah engkau celupkan roti itu ke dalam susu? Bukankah engkau mengerti bahwa aku tidak punya gigi?” Abu bakar pun mencelupkan suapan ke-2 ke dalam susu terlebih dulu. 

Kemudian orang tua itu berkata lagi “ Engkau bukanlah orang yang setiap petang datang kemari untuk menyuapiku karna Dia yang selalu melakukan itu dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, lantas siapa engkau?” 

Abu bakar menjawab “ Ya, aku bukanlah orang itu, Dia sahabatku aku kemari untuk menggatikan tugasnya.”  Setelah mendengar kata kata itu, orang yahudi itu bertanya lagi “Dimana orang itu?” tak sempat menjawab pertanyaan itu pak tua itu bertanya lagi “Bukan kah engkau berasal dari kota?” “Iya” jawab Abu bakar. “Jika begitu apakah engkau mengenali Muhammad?” tanya orang tua itu. 

Abu bakar menjawab “Iya, aku amat mengenalinya.” 

Kemudian orang tua itu berkata “ Jangan engkau dekat dengan Muhammad sesungguhnya Dia membawa ajaran yang sesat! Jangan engkau mengikuti ajaran nya sebab dia adalah seorang ahli sihir!” berbagai makian dan cacian dari orang yahudi tersebut kepada nabi Muhamad S.A.W, Abu bakar menundukkan kepala dan air mata mengalir di pipinya, sementara orang yahudi itu terus mengutuk nabi Muhammad S.A.W dgn caciannya. Kemudian orang yahudi itu berkata “Dimana sahabatmu yang sering menyuapiku pada setiap petang?”

“Sesungguhnya sahabatku telah meninggal dunia.” Jawab Abu Bakar. Orang yahudi itu bertanya lagi “Siapa sahabatmu itu?”

 “Sahabatku itu ialah Muhammad, ya dia lah Muhammad. Orang yang sangat kau benci, orang yang siap petang datang kerumhamu, orang yang menyuapimu, orang yang berangkat dari kota hanya bertemu dengan mu, orang yang selama ini menyuapimu dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, sedangkan kau memaki dan mencaci beliau setiap beliau datang menyuapimu.” Jawab Abu bakar dengan air mata yang mengalir di pipinya.

 Orang tua itu pun terkejut dan tak mampu berkata apa apa ia tidak menyangka bahwa orang yang setia petang datang dirumahnya untuk menyuapinya dengan penuh kasih sayang, ia terkejut.

            Walaupun nabi Muhammad dicaci oleh orang yahudi ini saat setiap menyuapinya, beliau tetap datang setiap petangnya tanpa memberi tahu siapa dia sebenarnya hinnga kewafatanya. Begitu indahnya akhlah Rasulullah. Dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4 :

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya :
 “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang agung”. Dan dalam sebuah haditspun dikatakan bahwa “Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. 

      Sehingga sudah jelas bawasanya akhlak nabi Muhammad S.A.W adalah patokan akhlak bagi seluruh umat islam bahkan seluruh manusia di bumi.

Sumber : -
Created by : Satria Puji Ali M./31

0 komentar:

Posting Komentar