بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Rukun Iman (bahasa Arab: أركان الإيمان) yaitu pilar-pilar keimanan dalam Islam yang harus dimiliki seorang muslim. Jumlahnya ada enam. Enam rukun iman ini didasarkan dari ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits Jibril yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab.
Iman menurut
bahasa artinya kepercayaan, sedangkan menurut istilah syara’ iman adalah
mempercayai atau meyakini dengan hati, mengucap dengan lidah dan mengamalkannya
dengan perbuatan. rukun artinya landasan
atau dasar. Berarti ada 6 landasan atau
dasar dalam islam, yaitu disebut dengan
rukun iman. Tanpa adanya keenam hal tersebut maka kita tidak dikatakan sebagai
orang islam. Karena semua rukun islam ini saling berhubungan dengan rukun iman,
baru dikatakan islam apabila kita mempercayai rukun iman yaitu mempercayai Allah, mempercayai rasul,
malaikat, kitab, hari kiamat dan takdir.
Seperti yang telah disebutkan dalam Al-qur’an surat Annisa ayat 59 :
Yang Artinya: “Hai orang-orang yang beriman taatilah
Allah dan taatilah rasul Nya, dan ulil amri diantara kamu. kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalilkanlah ia kepada Allah
(Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih baik
akibatnya." (QS. An-Nisa' :59).
Dari ayat
tersebut dapat disimpulkan bahwa kita tidak dapat memeprcayai salah satunya
saja. Kalau kita mengaku beriman kepada Allah maka percaya juga kepada rasul,
malaikat, kitab Allah, hari kiamat, dan
takdir. Sehingga dengan keimanan kita tersebut kita dapat menjalankan perintah
Allah dan menjauhi segala larangannya. Berikut kami jelaskan 6 rukun iman yang
wajib diyakini:
Rukun Iman Ada 6 Perkara
1) Iman (percaya)
kepada Allah
Iman kepada Allah merupakan Rukun Iman yang paling
utama yang menjadi dasar keimanan seseorang. Beriman kepada Allah berarti wajib
mempercayai bahwa Allah itu ada, Dialah Yang Maha Esa, Dialah yang telah
menciptakan alam semesta beserta isinya, Dia yang telah menghidupkan dan
mematikan semua makhluknya. Allah pula yang telah menciptan manusia dengan
seindah-indahnya, yang telah memberi rizki berlimpah luah sehingga kita masih dapat
merasakan nikmat tersebut. Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga
dia mengimani 4 hal:
- Mengimani adanya Allah.
- Mengimani rububiah
Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta
kecuali Allah.
- Mengimani uluhiah Allah,
bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari
semua sembahan selain Allah Ta’ala.
- Mengimani semua nama dan
sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk
diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap
menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan
menyerupakanNya.
2) Iman
(percaya) kepada malaikat
Iman kepada malaikat berarti kita wajib meyakini bahwa malaikat adalah
makhluk yang Allah ciptakan dari pada Nur (cahaya) dan boleh berupa berbagai
bentuk, malaikat tidak sama dengan manusia dan tidak bersifat seperti
sifatnya manusia. Malaikat bukan
laki-laki dan bukan perempuan. Dalam menjalankan tugasnya Malaikat sangat patuh
dan taat terhadap perintah Allahg. Dan Kita wajib meyakini dan mempercayai
bahwa ada 10 malaikat yang wajib kita ketahui yaitu:
1) Jibril : tugasnya membawa wahyu
2) Mikail : tugasnya menurunkan hujan
3) Israfil : tugasnya meniup sangkalkala
4) Izrail : tugasnya mencabut nyawa
5) Mungkar : tugasnya memeriksa dan menanyakan mayit didalam qubur
6) Nangkir : tugasnya memeriksa dan menanyakan mayit didalam qubur
7) Raqib : tugasnya mencatat amal kebaikan
8) Atid : tugasnya mencatat amal keburukan
9) Malik : tugasnya menjaga pintu neraka
10) Ridwan : tugasnya menjaga pintu syurga
3) Iman (percaya) kepada kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu meyakini dan percaya bahwa Allah
telah menurunkan wahyu (kitab suci) melalui malaikat jibril kepada para nabi
untuk disampaikan kepada ummat yang berisi tentang petunjuk dan pedoman bagi
umat islam. Yang dengan kitab tersebut kita tidak akan tersesat
selama-laamanya. Yaitu kitab suci Al-qur’an bagi kita umat Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan kitab yang Allah turunkan ada 4 yaitu:
1. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS
2. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS
3. Injil diturunkan kepada Nabi Musa AS
4. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
Dari keempat kitab tersebut, kitab pedoman umat Nabi Muhammad SAW hanya
satu yaitu Al-qur’an. Yang dengan kitab tersebut kita tidak akan tersesat
selama-lamanya.Tidak ada kitab lain, karena kitab taurat, zabur, injil semua
itu telah dimensohkan ke dalam al-Qur’an.
4) Iman (percaya) kepada Rasul-Rasul Allah
Beriman kepada Rasul-rasul Allah yaitu wajib meyakini dan percaya bahwa
Allah swt telah mengutus para Rasul dan nabi kepada manusia didunia ini untuk
memeperingatkan manusia dan membawa manusia ke jalan yang benar supaya kita
dapat hidup bahagia didunia dan diakhirat. Dan kita wajib percaya bahwa jumlah
Nabi yang diangkat menjadi rasul adalah berjumlah 25 orang.
Mengimani
bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih
sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka
semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai
sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul
adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan
rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui
setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui
namanya.
Penjelasan mengenai rukun iman ke empat ini yaitu mengajak kita agar beriman bahwa ada diantara laki-laki terterdapat pada kalangan manusia yang sudah dipilih oleh Alloh Swt agar dapat menjadi perantara untuk diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi, mereka tetap menjadi seorang yang biasa serta mempunyai sifat serta hak pengenahi ketuhanan.
Dengan menyembah para nabi dan juga rasul adalah kebatilan yang nyata. Dengan wajib untuk selalu beriman maka artinya semua wahyu nabi serta rasul benar dan mempunyai sumber dari Alloh swt. Sehingga untuk siapa saja yang mendustakan dengan kenabian pada seseorang yang ada di antara mereka, sehingga sama saja ia sudah mendustakan semua nabi yang lainnya. Sehingga Alloh mengkafirkan yahudi dan nasrani.
Seperti firman Alloh yang artinya : “Sesungguhnya Kami tellah memberikan wahhyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, ‘Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud” (QS. An Nisa:163).
Penjelasan mengenai rukun iman ke empat ini yaitu mengajak kita agar beriman bahwa ada diantara laki-laki terterdapat pada kalangan manusia yang sudah dipilih oleh Alloh Swt agar dapat menjadi perantara untuk diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi, mereka tetap menjadi seorang yang biasa serta mempunyai sifat serta hak pengenahi ketuhanan.
Dengan menyembah para nabi dan juga rasul adalah kebatilan yang nyata. Dengan wajib untuk selalu beriman maka artinya semua wahyu nabi serta rasul benar dan mempunyai sumber dari Alloh swt. Sehingga untuk siapa saja yang mendustakan dengan kenabian pada seseorang yang ada di antara mereka, sehingga sama saja ia sudah mendustakan semua nabi yang lainnya. Sehingga Alloh mengkafirkan yahudi dan nasrani.
Seperti firman Alloh yang artinya : “Sesungguhnya Kami tellah memberikan wahhyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, ‘Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud” (QS. An Nisa:163).
5) Iman (percaya) kepada Hari Kiamat
Mengimani
semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah
kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat.
Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau
Neraka. Jika disebut dengan hari akhir, karena ia adalah hari akhir
didunia ini dan sudah tidak ada untuk hari esok. Hari akhir adalah hari dimana
Alloh Swt sudah mewakafkan bagi semua makhluk hidup disaat itu kecuali Alloh
perkecualikan. Kemudian mereka semua akan dibangkitkan agar dapat
mempertanggungjawabkan semua amalan yang sudah mereka lakukan. Alloh berfirman
: ” sebagaimana Kami telah memulai penciptaan perrtama begitulah Kammi akan
mengulanginya, janji dari Kami, sesungguhnya Kami pasti akan melakukannya.”
(QS. Al-Anbiya: 104)
6) Iman (percaya) kepada Qada dan Qadar (Takdir yang baik dan yang buruk)
Iman kepada qada dan qadar yaitu meyakini dan percaya bahwa semua yang
berlaku dalam alam ini semuanya ketentuan dan ketetapan Allah SWT. Artinya kita wajib untuk mengimani bahwa
semua yang telah Allah Takdirkan, apakah itu kejadiannya baik atau buruk maka
itu semua bersumber dari Allah SWT. Karena Allah mengetahui semua kejadian yang
sudah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang belum terjadi, serta semua
kejadian yang tidak terjadi seandainya terjadi maka Allah mengetahuinya
bagaimana itu terjadi. Mengimani
kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala.
Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula
perbuatan mereka adalah ciptaan Allah. Artinya disini adalah kita semua
wajib untuk beriman dan percaya bahwa semua yang sudah Allah takdirkan, yaitu
kejadian baik dan kejadian buruk. Akan tetapi beriman dengan semua takdir Allah
tidak akan dianggap sempurna kalau belum mengimani 4 perkara, diantaranya
adalah beriman bahwa Allah,lalu mengimani bahwa Allah telah menuliskan tentang
semua takdir makhluk hidup lauh al-Mahfuzh,kemudian mengimani karena tidak ada
suatu diam dan gerakan makhluk dilangit,dan yang terakhir adalah mengimani bagi
semua makhluk hidup adalah ciptaan Allah Swt.
Dasar hukum
Di
antaradasar hukum yang disebut di dalam Al-Qur'an,
“Katakanlah
(wahai orang-orang yang beriman): “Kami beriman kepada Allah dan kitab yang
diturunkan kepada kami, dan kitab yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il,
Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan kitab yang diberikan kepada Musa dan Isa
serta kitab yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya.”
—QS. Al-Baqarah: 136
“...dan
malaikat-malaikat yang di sisi-Nya.”
— QS. Al-Anbiya`: 19-20
Hadits Jibril, tentang seseorang
yang bertanya kepada nabi.
"“Beritahukan
kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab, ”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah;
malaikatNya; kitab-kitabNya; para rasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada
takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.” ...Kemudian
lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga nabi bertanya kepadaku:
“Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, ”Allah
dan rasulNya lebih mengetahui,” Dia bersabda, ”Dia adalah Jibril yang
mengajarkan kalian tentang agama kalian.”"— HR Muslim, no. 8
Cabang-cabang keimanan
Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah,
“Iman itu ada 70 atau 60-an cabang. Yang paling tinggi
adalah perkataan ‘la ilaha illallah’, yang paling rendah adalah menyingkirkan
gangguan dari jalanan, dan sifat malu (juga) merupakan bagian dari iman.”— HR.
Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35.
Perkataan
‘Syahadat’ menunjukkan bahwa iman harus dengan ucapan di lisan. Menyingkirkan
duri dari jalan menunjukkan bahwa iman harus dengan amalan anggota badan.
Sedangkan sifat malu menunjukkan bahwa iman harus dengan keyakinan dalam hati,
karena sifat malu itu di hati. Inilah dalil yang menunjukkan bahwa iman yang
benar hanyalah jika terdapat tiga komponen di dalamnya yaitu (1) keyakinan
dalam hati, (2) ucapan di lisan, dan (3) amalan dengan anggota badan. Maka
tanpa adanya amalan, meskipun ada keyakinan dan ucapan, tidaklah disebut
beriman.
Syi'ah
Rukun Iman
menurut Syi'ah berbeda dengan Sunni. Prinsip-prinsip keimanan Syiah terdiri
dari:
- At-Tauhid (Keesaan)
- Al-Adhalah (Keadilan)
- An-Nubuwah (Kenabian)
- Al-Imamah (Keimaman,
kepemimpinan pasca Nabi Muhammad)
- Al-Ma'ad
Referensi
1. Kitab Tauhid li Shaff Ats Tsaani Al
‘Aali, hal. 9.
2. Al Wajiz fii ‘Aqidati Salafish
shalih, hal. 101-102
3. Fathul Baari Syarhu Shahih
al-Bukhari, karya Ibnu Hajar Asqalani, I/60
4. Surah Al-Imran: 3
5. QS. Al-Mu'minun: 78
6. QS. Az-Zumar: 62
7. Arba'in an-Nawawi, oleh Imam Nawawi,
Hadits ke-2.
Sumber
Created by : Naura Hazna/23
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
Materi n tampilan yang bagus semoga bermanfaat
BalasHapus